Assalamu'alaikum :)

Senin, 21 Juli 2014

JULI 2014



Purnama ke-24 ini Menyayat Hati Gadis Belia yang Masih Saja Terjebak dalam Ingatan Masa Lalunya

Pasuruan, 13 Juli 2014 20:23PM

Malam ini, tepat di Purnama ke-24 dimana aku kembali terhenyak akan ingatanku terhadapmu. Ingatan terburuk sepanjang perjalanan cinta remajaku. Aku kehilanganmu. Dirimu. Cintamu. Kasihmu. Sungguh, betapa aku menangisi kepergianmu malam itu. Bukan apa-apa. Aku hanya seorang gadis belia yang begitu kaku. Baru saja mengenal rasa yang menggelora. Rasa yang tak pernah terasakan ketika aku tengah bersama lelaki lain. Rasa itu ialah cinta. Rasa kasih. Rasa memiliki. Rasa puas. Rasa bahagia yang membuncah. Rasa yang sangat indah ketika semua kulalui bersamamu. Bersamamu. Hanya denganmu. Ketika kenyataan menyatakan bahwa aku harus kehilanganmu, dirimu, cintamu, kasihmu, sama sekali aku tak kuasa, tak mampu, tak sanggup, tak dapat, tak bisa menerima itu. Sungguh, betapa aku menangisi kepergianmu malam itu.

Tak terasa, tepat 2 tahun berlalu. Namun, tiap kali Purnama datang menyapa, aku masih sering kali mengharapkan kekembalianmu. Dirimu yang hilang. Cintamu yang hilang. Kasihmu yang hilang. Sesekali, aku menitipkan pesan pada angin. Angin yang selalu pergi kemanapun ia suka. Angin yang kuyakini akan menyampaikan pesanku padamu tiap kali ia bertemu denganmu. Terlebih jika pesan itu tersampaikan tepat saat Purnama datang dan aku tengah merutuki perpisahanku denganmu.

“Aku, orang yang hingga sekarang masih mencintaimu, masih menunggumu di bawah pendaran Purnama. Dan aku mengharapkan kita akan bertemu lagi. Seperti dulu. Aku, orang yang hingga saat ini masih mencintaimu, masih mengharapmu untuk kembali mencintaiku. Dan kita, ya, aku dan kamu, akan kembali saling mencintai. Seperti dulu.”

Begitulah aku memaknai Purnama ke-24 ini. Begitu banyak kenangan mesra tentang kita. Dulu. Namun, luka ini masih ternganga. Masih basah. Terasa sakit. Sakit sekali. Semanis-manisnya kenangan itu, kenangan terpahit akan kepergianmu itu mampu menyembunyikan segala rasa manisnya. Hanya tersembunyi. Aku membencimu? Membenci perpisahan kita? Terkadang? Yah, meski begitu, aku pun tak dapat membohongi pesaanku sendiri. Aku masih menantimu. Aku masih mencintaimu. Aku masih berharap akan kekembalianmu. Aku hanya seorang gadis belia yang begitu kaku. Gadis yang terjebak dalam kenangan masa lalu. (Ze*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat